NgeShare - Cerita

by - 7/23/2015



Ini adalah sebuah cerita singkat tentang bagaimana foto di atas tercipta...

Di suatu pagi di hari Minggu 19 Juli 2015, kira-kira sekitar jam 09.00 WIB, tibalah dua orang teman saya, yang bernama Rizky dan Wawan. Dua orang teman lama yang tiba-tiba datang ke rumah saya dan kemudian berkata, “Sur, gimana kabarnya?”. Kata-kata yang biasa terucap dari teman yang sudah lama tidak berjumpa, dan diiringi dengan salaman berdua. Kaget tapi juga bahagia karena dikunjungi teman lama, itu yang sekiranya saya rasa. Kaget karena mereka tak memberi aba-aba akan kedatangannya kepada saya, yang saat itu masih belum tersentuh oleh air di pagi hari alias belum mandi (ups keceplosan). Dan bahagia karena telah lama tak berjumpa dengan teman yang pernah ada dalam cerita kehidupan kita di dunia.

Saya ajak mereka masuk ke rumah dan ngobrol-ngobrol bertiga. Disambi cerita-cerita nostalgia zaman 6 tahun di satu kelas yang sama. Karena nostalgia adalah salah satu cara untuk berbagi bersama kawan lama. Di tengah pernostalgiaan yang kadang membuat kami tertawa, saya bertanya pada mereka, “Udah dari mana aja ni?”. Ternyata eh ternyata, mereka udah dari rumah temen-temen SD saya yang lainnya. Dengan tujuan bersilahturahmi karena pasca lebaran juga, sekaligus dengan membawa sebuah misi. Misi mulia yang tak saya sangka-sangka, yaitu mengajak teman-teman yang telah dikunjungi untuk ikut acara reuni yang telah mereka rencanakan sejak dini.

Lalu saya tanyai mereka lagi, “Kok gak lewat sms atau whatsapp aja kalau mau ngajak reuni? Kan lebih gampang kalau gitu.” Setelah mengeluarkan kata-kata itu, justru saya malah merasa menyesal mengucapkannya, dan serasa menjadi seorang yang malas dan sangat sangat malas, karena terlalu bergantung sama yang namanya teknologi yang kian keras menggilas. Dan itu terlebih juga ketika mendengar jawaban mereka yang sampai saat ini saya ingat yaitu, “Kalau lewat HP mungkin kurang pas Sur, lebih enakan juga kalau ngundang secara langsung. Kalau langsung kan juga itung-itung silahturahmi. Tau nggaknya mereka bisa datang juga kan kita bisa langsung tahu. Dan kalau kita datangi langsung, Insya’ Allah mereka mau datang, karena mereka tahu kalau kita bener-bener ngarepin kedatangannya.”

Itulah jawaban sederhana yang sekali lagi memberi pelajaran berharga pada saya. Secanggih-canggihnya teknologi yang ada, pertemuan secara langsung adalah sesuatu yang paling berkesan dan menggembirakan. Coba kita liat pada orang-orang mudik, mereka bela-belain datang dari perantauan cuma untuk pergi ke kampung halaman dan bertemu secara langsung dengan keluarga yang menantikan. Meskipun panas, lelah, dan keluar biaya yang mungkin tak murah, mereka tetap ingin pulang hanya untuk melihat secara langsung senyum dari orang-orang tersayang.

Setelah obrolan yang cukup lama, saya pun diajak mereka berdua. Diajak berkeling ke rumah teman berikutnya dengan membawa misi yang sama dari rumah teman sebelumnya.

Alhamdulillah berkat kerja keras mereka berdua, acara reuninya dapat berjalan cukup sempurna di salah satu rumah teman saya, yaitu Danik namanya. Walau persiapan yang kurang begitu matang, serba ndadakan tapi tetap menggembirakan dan berkesan. Dan pada akhirnya terciptalah foto kebersamaan di atas yang akan menjadi kenangan (nostalgia) di masa yang akan datang.

Oh, iya, ngomong-ngomong saya yang mana? Saya yang ketutupan tiang rumah itu di sana, hahaha...

Note: Selalu ada cerita (sejarah) pada setiap peritiwa yang telah tercipta (terjadi).

Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

0 comments