NgeShare - Kamu

by - 8/09/2015


Ku rangkai kata demi namamu, agar kamu tahu kehadiranku. Kamu yang dulu pernah aku tunggu, kamu yang dulu pernah aku rindu. Ku bisikkan cerita ini padamu, tentang bagaimana awal kita bertemu. Dimulai dari masa putih biru, di saat kamu belum mengenalku.

Kamu lewat dihadapanku, bersama dengan senyum manismu. Di saat aku sedang diam membisu, di bawah pohon asam yang memayungiku. Aku mulai merasakan sesuatu, rasa yang belum pernah ada dalam diriku. Rasa yang membuat berdebar hatiku, rasa yang membuat getar jiwaku. Mungkinkah itu rasa suka padamu?

Sering kali berpapasan denganmu, membuat aku tertegun dan sedikit malu. Meski saat itu kamu sama sekali tak mengenalku. Aku bukanlah orang yang mudah dikenal oleh sekitarku, tapi aku ingin mengenal orang sepopuler dirimu.

Ingin dan ingin ku tahu tentang kamu, berusaha aku mendekatimu. Berharap kamu tahu kedatanganku, dan berharap kamu mau melihatku. Mencoba diri ini untuk mengenalmu. Dari kawan-kawanmu, juga mencoba mengenal dari orang-orang di sekitarmu. Banyak dari mereka yang juga mengagumimu, bukan hanya aku.
Beruntung juga waktu itu ada sosial media yang membantuku, aku add kamu, dan kamu konfirmasi aku. Berteman denganmu, membuatku akhirnya dapat sedikit mengenalmu. Senang rasaku, serasa di dunia hanya ada aku dan kamu. Terlebih saat kamu juga membalas pesanku. Pesan saling sapa tapi bukan rindu, pesan yang membuat salting diriku.

Telah lama waktu berkenalan berlalu, kini aku telah menjadi teman dan sahabat barumu. Saling bertukar cerita seru, meski kadang juga cerita sedih dan haru. Hingga aku merasa lebih suka dan nyaman bersamamu. Hampir ada niatan mengutarakannya padamu, tapi sadar bahwa aku saat itu masih belum pantas untukmu.

Telah mengenalmu tak membuatku lupa dengan kewajibanku. Kewajiban 5 waktu, yang selalu kamu ingatkan setiap kali suara adzan berkumandang tepat waktu. Dan dulu ketika aku akan pergi merantau, kamu berpesan padaku untuk selalu menjaga shalatku di manapun aku sedang berada, dan sesibuk apapun waktuku. Pesan itu selalu aku ingat sampai saat ini, itu membuatku semakin kagum denganmu.

Dari rasa bahagia sempat aku merasa kecewa, itu karena aku melihatmu dengannya. Dengan seorang yang lebih dulu kamu suka, yang sepertinya membuat harimu lebih ceria. Melihatnya denganmu, seperti luka untukku. Aku tersedu, aku membeku, ia memang layak untukmu. Dan sepertinya ia lebih dulu menunggumu daripada aku.

Melihat itu telah terjadi, membuatku ingin menjauh dan pergi. Pergi dari rasa yg aku rasakan terlalu dini. Aku bahagia melihatmu gembira, meski hati ini seperti tersakiti. Aku tak marah, karena kamu memang tak salah, kamu tak pernah tahu tentang rasa yang kusembunyikan selama ini.

Jika aku tak pergi darimu, aku takut jika hanya mengganggu. Menggangu harapan kalian untuk bersatu. Mencoba bertahan tapi begitu berat kurasakan, aku harus pergi untuk melupakanmu.

Kepergianku mungkin tak akan begitu kamu tau, karena aku hanya seseorang yg mudah berlalu. Yang tak begitu fasih memberi kesan saat bertemu. Denganku menjauh, tak akan ada lagi kabar tentangmu. Tak akan ada lagi pesan-pesanmu yang selalu aku tunggu. Hingga kelulusan datang menjemputku dan dirimu.

Dengan kelulusan itu, kita tak lagi berada di tempat yang sama seperti dulu. Aku memilih di sini dan kamu memilih di situ. Di tempat jauh dan berbeda yang tak akan mungkin membuat kita bertemu.

Selepas kelulusan itu, tak adalah niatku untuk menghubungimu? Ada dan selalu ada dalam anganku. Aku pernah mencoba menghubungimu, tapi tak ada jawab darimu, mungkin kontakmu sudah bukan yang dulu.

Hampir 3 tahun waktu berlalu, aku telah mampu untuk melupakanmu karena waktu. Waktu yang membuat kita tak pernah bertemu. Hingga pada akhir masa putih abu-abu, di sebuah acara di kota waktu itu, dari kejauhan dalam keramaian, aku melihatmu.

Waktu itu aku ingin menyapamu tapi aku ragu, masihkah kamu mengingatku? Aku hanyalah seorang yang telah berlalu untukmu, yang mengenalmu dalam singkatnya waktu. Lalu kuputuskan untuk tak melakukannya dan menjauh saja darimu.

Seusai acara siang itu, aku masih terbayang denganmu. Sungguh aku tak menyangka, aku tak menduga, saat itu aku bisa melihatmu yang masih sama seperti dulu. Yang masih dengan senyum manismu menggetarkan jiwaku.

Sorenya aku melihat sosial mediaku, yang saat kubuka ada sebuah pesan baru. Sebuah pesan dari kamu, yang menyapaku karena lama tak bertemu. Berbincang-bincang dan kemudian bertemu. Membicarakan sesuatu, terutama tentang waktu dulu, yang kadang membuat kita tertawa karena lucu.

Hari demi hari aku kembali melewatinya bersamamu. Walau hanya lebih banyak melalui pesan singkat chat dan suara. Kita memang bersama, tapi bukan dalam ikatan cinta yang seperti harapku. Kita bersama karena persahabatan yg telah lama ada dulu.

Hari-hariku bersamamu, membuat aku kembali pada persaanku yg dulu. Perasaan suka padamu. Dan aku juga tahu jika hubunganmu denganya telah lama berlalu. Mengetahui itu, ada niat kembali untukku. Untukku mengutarakan perasaanku padamu.

Kepadamu aku masih menyimpan harap, harap tentang rasa cinta yang tetap. Aku ingin mengungkap, tapi aku tak tahu waktu yang tepat. Untuk mengungkapnya aku masih merasa ragu. Ragu jika kamu tak akan mengiyakan jawabanmu. Karena mungkin kamu lebih nyaman jika aku hanya menjadi sahabatmu.

Selepas kita lulus dari SMA yang penuh cerita, sekali lagi tempat yang kita pilih berbeda. Aku di sini, sedang kamu di sana. Berbeda arah, lebih jauh, dan tak lagi sama. Tapi aku yakin akan ada suatu masa, masa untuk kita dapat lagi berjumpa.

Tentang bagaimana rasa yang aku simpan itu, biarlah aku dan Tuhan yang hanya tahu. Biarlah aku menyimpan rasa itu dalam diamku...

- Dari aku untuk kamu, seorang gadis manis yang dulu pernah aku tunggu -

Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

0 comments